Senin, 09 Maret 2015

Perbedaan Pendapat Yang Mungkin Sering Terjadi dalam Rumah Tangga


Suami – Istri: Berbeda Pendapat
(by : Dokumentasi Ayahbunda) Berbeda pendapat antara suami dan istri boleh saja terjadi. Namun jangan sampai perbedaan pendapat itu menjadi boomerang dalam rumah tangga Anda! Ketika perbedaan pandangan dan pendapat antara suami dan istri mengenai anak mulai muncul, segera cari solusinya.
Berikut beberapa kasus yang juga diulas oleh pakar Yudiana Ratnasari, Staf Pengajar Fakultas Psikologi UI Bidang studi Psikologi Klinis.
1). Pilih-pilih Dokter Anak. 
 Balita/bayi Anda sakit. Namun masalah muncul ketika pendapat Anda mengenai dokter anak berbeda dengan pasangan. Alih-alih menolong anak yang sakit, Anda dan pasangan malah jadi beradu argumen. Wah, gimana ya? Seorang ibu umumnya memang akan lebih emosional jika melihat buah hatinya dalam keadaan sakit. Reaksi emosional seperti ini harus bisa dipahami oleh suami, keinginan istri untuk bisa tahu secara detail mengenai penyakit anaknya pun dilandasi oleh ketakutan ataupun kekhawatiran apabila penyakit yang diderita anak ternyata tidak sesederhana gejala yang terlihat. Untuk mengatasi keadaan ini cobalah pilih dokter yang memang bersedia memberikan keterangan sesuai dengan rasa ingin tahu terhadap penyakit tersebut, dan memiliki latarbelakang expertise yang bisa dipercaya. Tidak ada salahnya mencoba mencari alternatif dokter berdasarkan referensi dari teman, saudara ataupun informasi lain yang memang sesuai dengan keluhan anak.
2). Uang, si Sensitif.
Uang memang seringkali menjadi hal yang sensitif untuk dibicarakan dengan pasangan. Masalah keuangan ini seringkali menjadi sumber pertengkaran dalam rumah tangga. Bagaimana mengatasinya supaya tidak berlarut-larut? Permasalahan uang memang seperti mata pisau, yang jika diasah dengan tidak hati-hati akan melukai diri sendiri. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai bagaimana mengelola uang dengan tepat. Bila memungkinkan tidak ada salahnya pasangan mencari solusi dari financial management untuk bisa memilih dengan tepat investasi apa yang diperlukan dalam keluarga. Atau Anda berdua bisa coba mencari buku-buku mengenai pengelolaan uang di toko buku dan diskusikan bersama sehingga dicapai kompromi yang memuaskan kedua belah pihak.
3). Sekolah di Mana?  
Walaupun batita Anda belum saatnya untuk masuk sekolah, namun soal pendidikan si kecil kelak pastinya sudah dibicarakan dari jauh-jauh hari. Ke mana si kecil akan disekolahkan? Kriteria sekolah yang baik menurut Anda dan pasangan sangat mungkin berbeda. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan untuk sekolah anak, dasar paling utama adalah kesejahteraan anak itu dulu. Artinya sekolah yang dipilih haruslah membuat anak merasa bahagia, nyaman dan tidak menjadikannya beban hidup yang berlebihan. Jika anak masih duduk di bangku pendidikan dasar maka orangtualah yang memutuskan dengan dasar pertimbangan di atas. Cobalah pahami kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh anak sebagai salah satu landasan pemilihan sekolah. Libatkan juga si kecil, dengarkan dan pertimbangkan apa yang ia inginkan.
4).Siapa yang Akan Mengasuh si Kecil? 
Masalah ini mungkin muncul ketika istri ikut bekerja, siapa yang akan mengasuh bayi/balita Anda? Namun jika prinsip istri yang tetap ingin menjadi ibu bekerja, bagaimana mengatasi masalah pengasuhan si kecil? Suami-istri yang bekerja memang memerlukan toleransi yang berimbang. Termasuk dalam pengasuhan anak dan urusan rumah tangga lain. Komunikasikan tugas dan tanggungjawab rumah tangga yang harus dijalankan oleh kedua belah pihak terlepas dari kesibukan bekerja di kantor. Diperlukan keikhlasan dari kedua belah pihak untuk menjalankan ini semua, tanpa perlu merasa bahwa ini seharusnya menjadi pekerjaan istri atau suami. Coba hormati dan jalani dengan ikhlas apa yang sudah menjadi keputusan bersama. Kalau perlu evaluasi kembali apakah pembagian tugas ini bisa berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan dari masing-masing pasangan. Buatlah komitmen baru jika ternyata ada hal yang belum berjalan dengan baik. 

Kesimpulan :
Pada dasarnya, wajar saja kalau terjadi perbedaan pandangan antara suami – istri. Perbedaan pendapat ini bisa terjadi karena: persepsi yang berbeda dalam melihat masalah. Hal ini bisa dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, kepribadian dan juga pengalaman yang mereka alami selama ini. Pola asuh keluarga dari masing-masing pasangan juga memberikan kontribusi pada suami ataupun istri dalam membentuk cara mereka melihat masalah, berpikir dan mengambil keputusan. Untuk mengatasi itu, yang perlu dijaga adalah komunikasi yang terbuka dan efektif. Artinya masing-masing pasangan bisa mengemukakan alasan dari keputusan atau pun pemecahan masalah yang dihadapi.
Pembahasan berikutnya bisa di lihat : Dampak Pertengkaran Orang Tua Terhadap Anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar